RAKYATKU.COM, WAJO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo menargetkan produksi padi pada 2022 ini mencapai satu juta ton. Angka terakhir pada pengujung tahun menunjukkan tren positif. Jika target itu terealisasi, Bupati dan Wakil Bupati Wajo, Amran Mahmud-Amran, akan menorehkan capaian istimewa.
Wajo telah menjadi lumbung padi andalan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Sudah bertahun-tahun dan hanya kalah dari Kabupaten Bone yang selalu nomor satu. Biar begitu, daerah berjuluk Bumi Lamaddukelleng ini belum pernah menembus angka produksi satu juta ton.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, optimistis target akan terwujud tahun ini. Tidak terdengar ambisius dengan melihat data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo per 15 Desember 2022. Produksi sudah mencapai 945 ribu ton.
Baca Juga : Propam Polda Lakukan Penegakan Ketertiban dan Disiplin di Polres Wajo
"Posisi ini tentu sudah semakin dengan target kami untuk bisa mencapai satu juta ton per tahun. Kami minta kepada jajaran DPKP bersama penyuluh untuk terus mendampingi kita," kata Amran Mahmud, Jumat (30/12/2022).
Amran Mahmud menuturkan empat tahun kepemimpinannya pada 2022 ini, jumlah produksi padi terus meningkat. Data DPKP, pada 2019 produksi 721,281 ribu ton, 2020 sebanyak 723,623 ribu ton, dan 2021 sebanyak 778,832 ribu ton.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Wajo ini makin yakin produksi pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat. Hal itu karena Bendungan Paselloreng sudah bisa difungsikan maksimal pada 2023 nanti yang tentu akan mendukung pengembangan sektor pertanian.
Baca Juga : Kasat Narkoba Polres Wajo Berganti, Kini Dijabat AKP Prawira Wardany
"Mari kita berdoa dan terus berusaha maksimal agar daerah kita senantiasa mendapatkan lindungan-Nya dari segala bencana serta hama dan penyakit tidak menyerang sehingga pertanian kita bisa terus bertumbuh," harap kepala daerah bergelar doktor ini.
Sementara, Kepala DPKP Wajo, Ashar, menyebutkan seharusnya Desember 2022 ini target untuk satu juta ton sudah tercapai. Namun, karena ada sebagian pertanaman terkena serangan hama sehingga usia tanaman bertambah dan baru bisa panen pada 2023 nanti.
"Meski demikian, kita akan terus berupaya mengawal untuk mewujudkan harapan Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati. Kita berdoa semoga tidak ada bencana, tidak ada serangan hama dan penyakit, sehingga pertanian kita bisa memberikan produksi yang maksimal," ujar Ashar.